Random Posts
Diberdayakan oleh Blogger.
Cari Blog Ini
Arsip Blog
- Maret 2017 (3)
Mengenai Saya
Jangjawokan
Jangjawokan Oleh Deni Simasicanudzak pada 14 Desember 2013 pukul 10:00 yeuh ku abdi di bere elm...
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCZkknUcfnjS2rZrgmZdH2nBfAYcQa1cLAmzRYMgAB4Q7QJc9Wx_eYPDpoZSF0UA50nkOXcO4labuQ-KK7fAuzO0bfVHrbRbflozl9UJTaBSot0bvEfuhQ1jZbEAGMplYWQT_TdrqO7oY/s320/Hendra.jpg)
Design
Technology
Circle Gallery
‹
›
Shooting
Racing
News
Jangjawokan
jadi korban Nini-nini....Hahahahaha
mantra na
kiyeu...
Samping aing
kebat lerengDitilik tigigir lenggikDiteuteup tihareup sieupMikaeunteup
mikasieupMangka eunteup mangka sieupKa awakingAwaking ratu asihanti lihur
kuwung kuwungantihandap teja mentranganDitilik titukang lenggikDitilik tigigir
sieupmangka enteup mangka sieupAsih...Asih...Asih...Asih...Asih kabadan
awaking.Rarakan nyai pohacihihid kekeper imannyiru tamprak ning imandulang
ketuk ning imanparangko bengker ning imanhawu dungkuk ning imansuluh solosod
ning imanseeng kukus ning iman
By: Denay
Simasicanu
Rakeyan Sancang
Rakeyan Sancang (lahir 591 M) putra
Raja Kertawarman (Kerajaan Tarumanagara 561 – 618 M). Raja Suraliman
Sakti ( 568 – 597 M ) Putra Manikmaya cucu Suryawarman Raja Kerajaan
Kendan adalah saudara sepupu Rakeyan Sancang inilah yang sering
dirancukan dengan putra Sri Baduga Maharaja, yaitu Raja Sangara, yang
menurut Babad Godog di Garut terkenal dengan sebutan Prabu Kiansantang
atau Sunan Rohmat Suci.
Kertawarman merasa dirinya mandul, tahta
Kerajaan diwariskan kepada adiknya Prabu Sudhawarman padahal
sesungguhnya tanpa disadari sempat memiliki keturunan dari anak seorang
pencari kayu bakar (wwang amet samidha) Ki Prangdami bersama istrinya
Nyi Sembada tinggal di dekat Hutan Sancang di tepi Sungai Cikaengan
Pesisir Pantai selatan Garut. Putrinya Setiawati dinikahi Kertawarman
yang hanya digaulinya selama sepuluh hari, setelah itu ditinggalkan
(dan mungkin dilupakan).
Setiawati merasa dirinya dari
kasta sundra, tidak mampu menuntut kepada suaminya seorang Maharaja,
ketika mengandung berita kehamilannya tidak pernah dilaporkan kepada
suaminya hingga melahirkan anak laki-laki yang ketika melahirkan
meninggal dunia. Anaknya oleh Ki Parangdami dipanggil Rakeyan mengingat
keturunan seorang Raja, kelak Rakeyan dari Sancang itu pada usia 50
tahun pergi ke tanah suci hanya untuk menjajal kemampuan “kanuragan”
Syaidina Ali bin Abi Thalib (599 -661) yang dikabarkan memiliki
kesaktian ilmu perang/ ilmu berkelahi yang tinggi.
Rakeyan
Sancang disebutkan hidup pada masa Imam Ali bin Abi Thalib. Sumber
lainnya menyebutkan (640 M) Rakeyan Sancang tidak sempat berkelahi
dengan Syaidina Ali bin Abi Thalib. namun menyatakan kalah akibat tidak
mampu mencabut tongkat Syaidina Ali yang hanya menancap di tanah
berpasir. Sejak itulah Rakeyan Sancang menyatakan dirinya masuk Islam
kemudian meneruskan berguru kepada Syaidina Ali, Rakeyan Sancang
diceritakan, turut serta membantu Imam Ali bin Abi Thalib dalam
pertempuran menalukkan Cyprus, Tripoli dan Afrika Utara, serta ikut
membangun kekuasaan Muslim di Iran, Afghanistan dan Sind (644-650 M)
mendapatkan bantuan dari seorang tokoh asal Asia Timur Jauh.
Di
pesisir selatan wilayah Tarumanagara (Cilauteureun, Leuweung / Hutan
Sancang dan Gunung Nagara) secara perlahan Islam diperkenalkan oleh
Rakeyan Sancang yang ketika itu yang mau menerima Islam sedikit sekali.
Upaya Rakeyan Sancang menyebarkan Islam terdengar oleh Prabu
Sudhawarman, yang dinilai bisa mengganggu stabilitas pemerintahan,
timbulah pertempuran yang ketika itu Senapati Brajagiri (anak angkat
Sang Kertawarman) turut memimpin pasukan.
Rakeyan Sancang
unggul, Prabu Sudhawarman sempat melarikan diri yang dikejar Rakeyan
Sancang, tapi tusuk konde Rakeyan Sancang jatuh pertempuran terhenti
kemudian mereka saling menceriterakan silsilah sehingga ada pengakuan
Rakeyan Sancang anak Sang Kertawarman.
Peristiwa tersebut
berkembang menjadi ceritera dari mulut ke mulut yang menyatakan Kean
Santang/ Kian Santang/ Prabu Kiansantang mengejar bapaknya Prabu
Siliwangi untuk di Islam-kan. Mengenai siapa pemeluk Islam pertama di
tataran Sunda, Pangeran dari Kerajaan Tarumanagara, yang bernama
Rakeyan Sancang.
Gunung Cikuray merupakan gunung
tertinggi di Garut. Tingginya tercatat 2.821 meter dari permukaan laut. Karena
ketinggiannya itulah, gunung ini sangat mudah dikenali dan dilihat dari
berbagai arah. Letaknya berada di selatan Kota Garut, tepatnya di antara
wilayah Cilawu dan Cikajang. Selain dikenal ketinggiannya, gunung ini juga
menjadi simbol kekayaan alam Garut.
Menurut para
ahli sejarah, Gunung Cikuray awalnya bernama Srimanganti. Di lereng gunung ini
pada zaman dulu terdapat mandala (pemukiman para pendeta), yang menjadi tujuan
untuk menuntut dan mengaji bermacam-macam ilmu. Mandala ini diberi nama Gunung
Larang Srimanganti. Di tempat inilah tradisi kerajaan Sunda dalam bidang
tulis-menulis berlangsung sampai abad ke-17. Banyak naskah Sunda kuno yang
ditulis saat itu dan menjadi obyek penelitian para ahli sejarah hingga
kini.Dilokasi Kampung Ciburuy ini diketemukan naskah-naskah berbahasa Sunda
Kuna yang ditulis di atas daun lontar dan nipah. Naskah-naskah itu saat ini tersimpan
di Kabuyutan Ciburuy, kampung ciburuy desa pamalayan bayongbong , Garut.
Selain itu, sejak abad ke-19 lereng Cikuray mulai
dibuka untuk lahan perkebunan teh. Salah satu perkebunan teh yang terkenal saat
itu adalah Perkebunan Waspada, yang berada di sekitar wilayah desa karya jaya
bayongbong garut. Perkebunan ini dikelola oleh Karel Frederik Holle (K.F.
Holle) yang dikenal juga sebagai penasihat pemerintah kolonial Belinda untuk
urusan masyarakat pribumi. Waspada menjadi terkenal karena Holle menjadikan
perkebunan ini sebagai tempat bereksperimnen yang menggabungkan bisnis dan
idealisme kebudayaan dengan tujuan memberdayakan masyarakat pribumi. Maka
lahirlah dari tempat ini berbagai inovasi di bidang kebudayaan dan pertanian,
di antaranya pembudidayaan ikan air tawar, peternakan domba garut, dan sistem
sengked untuk lahan pertanian
Langganan:
Postingan (Atom)