Rakeyan Sancang
Rakeyan Sancang (lahir 591 M) putra
Raja Kertawarman (Kerajaan Tarumanagara 561 – 618 M). Raja Suraliman
Sakti ( 568 – 597 M ) Putra Manikmaya cucu Suryawarman Raja Kerajaan
Kendan adalah saudara sepupu Rakeyan Sancang inilah yang sering
dirancukan dengan putra Sri Baduga Maharaja, yaitu Raja Sangara, yang
menurut Babad Godog di Garut terkenal dengan sebutan Prabu Kiansantang
atau Sunan Rohmat Suci.
Kertawarman merasa dirinya mandul, tahta
Kerajaan diwariskan kepada adiknya Prabu Sudhawarman padahal
sesungguhnya tanpa disadari sempat memiliki keturunan dari anak seorang
pencari kayu bakar (wwang amet samidha) Ki Prangdami bersama istrinya
Nyi Sembada tinggal di dekat Hutan Sancang di tepi Sungai Cikaengan
Pesisir Pantai selatan Garut. Putrinya Setiawati dinikahi Kertawarman
yang hanya digaulinya selama sepuluh hari, setelah itu ditinggalkan
(dan mungkin dilupakan).
Setiawati merasa dirinya dari
kasta sundra, tidak mampu menuntut kepada suaminya seorang Maharaja,
ketika mengandung berita kehamilannya tidak pernah dilaporkan kepada
suaminya hingga melahirkan anak laki-laki yang ketika melahirkan
meninggal dunia. Anaknya oleh Ki Parangdami dipanggil Rakeyan mengingat
keturunan seorang Raja, kelak Rakeyan dari Sancang itu pada usia 50
tahun pergi ke tanah suci hanya untuk menjajal kemampuan “kanuragan”
Syaidina Ali bin Abi Thalib (599 -661) yang dikabarkan memiliki
kesaktian ilmu perang/ ilmu berkelahi yang tinggi.
Rakeyan
Sancang disebutkan hidup pada masa Imam Ali bin Abi Thalib. Sumber
lainnya menyebutkan (640 M) Rakeyan Sancang tidak sempat berkelahi
dengan Syaidina Ali bin Abi Thalib. namun menyatakan kalah akibat tidak
mampu mencabut tongkat Syaidina Ali yang hanya menancap di tanah
berpasir. Sejak itulah Rakeyan Sancang menyatakan dirinya masuk Islam
kemudian meneruskan berguru kepada Syaidina Ali, Rakeyan Sancang
diceritakan, turut serta membantu Imam Ali bin Abi Thalib dalam
pertempuran menalukkan Cyprus, Tripoli dan Afrika Utara, serta ikut
membangun kekuasaan Muslim di Iran, Afghanistan dan Sind (644-650 M)
mendapatkan bantuan dari seorang tokoh asal Asia Timur Jauh.
Di
pesisir selatan wilayah Tarumanagara (Cilauteureun, Leuweung / Hutan
Sancang dan Gunung Nagara) secara perlahan Islam diperkenalkan oleh
Rakeyan Sancang yang ketika itu yang mau menerima Islam sedikit sekali.
Upaya Rakeyan Sancang menyebarkan Islam terdengar oleh Prabu
Sudhawarman, yang dinilai bisa mengganggu stabilitas pemerintahan,
timbulah pertempuran yang ketika itu Senapati Brajagiri (anak angkat
Sang Kertawarman) turut memimpin pasukan.
Rakeyan Sancang
unggul, Prabu Sudhawarman sempat melarikan diri yang dikejar Rakeyan
Sancang, tapi tusuk konde Rakeyan Sancang jatuh pertempuran terhenti
kemudian mereka saling menceriterakan silsilah sehingga ada pengakuan
Rakeyan Sancang anak Sang Kertawarman.
Peristiwa tersebut
berkembang menjadi ceritera dari mulut ke mulut yang menyatakan Kean
Santang/ Kian Santang/ Prabu Kiansantang mengejar bapaknya Prabu
Siliwangi untuk di Islam-kan. Mengenai siapa pemeluk Islam pertama di
tataran Sunda, Pangeran dari Kerajaan Tarumanagara, yang bernama
Rakeyan Sancang.
Tidak ada komentar